Berdasarkan data Bank Dunia, tingkat belanja riset di Indonesia terhadap produk domestik bruto hanya 0,08 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan China (1,44 persen), Malaysia (0,63 persen), danThailand (0,26 persen).
"Riset di Indonesia masih sangat minim, padahal tenaga perisetnya sangat banyak. Mereka justru menjadi tenaga periset di luar negeri. Kalangan swasta lebih suka membeli hasil riset daripada riset sendiri," kata peneliti ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Wijaya Adi, kepada Kompas, Selasa (27/12/2011), di Jakarta.