KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESPengunjung berfoto di depan gedung Induk Istana Presiden Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (21/4/2012).
Foto:
CIPANAS, KOMPAS.com -- Cipanas
merupakan salah satu tujuan wisata di kawasan puncak Jawa Barat. Masuk
dalam Kabupaten Cianjur, Cipanas merupakan sebuah kecamatan yang
berhawa sejuk dan memiliki sejumlah tempat tujuan wisata. Salah
satunya adalah wisata sejarah di Istana Kepresidenan Cipanas.
Terletak
sekitar 20 kilometer dari Kota Cianjur atau 103 kilometer dari Ibukota
Jakarta, Istana Cipanas merupakan satu dari lima istana presiden yang
ada di Indonesia. Istana yang dibangun di atas tanah seluas 26 hektar
ini merupakan istana tertua.
Awalnya berupa bangunan pribadi
yang dibangun pada 1740 oleh tuan tanah Belanda Van Heots, namun karena
daya tarik sumber air panasnya pada masa pemerintahan Gubernur
Jenderal G.W. Baron van Imhoff (1743) dibangunlah gedung kesehatan.
Dari
tanah seluas 26 hektar tersebut, total luas tanah yang dipakai untuk
bangunan hanya 7900 meter persegi, sisanya digunakan untuk hutan dan
taman. "Lama kelamaan istana ini kerap dipakai sebagai tempat
peristirahatan para Gubernur Jenderal Belanda. Pula seiring dengan
perjalanan waktu jumlah bangunan di area ini semakin banyak," kata Ade
Supriyadi, pemandu wisata khusus untuk Istana Presiden Cipanas.
Setelah
Indonesia merdeka, tambah Ade, istana ini kemudian tetap difungsikan
sebagai tempat peristirahatan bagi presiden dan wakil presiden.
Masuk ke area Istana Kepresidenan Cipanas tentu tidak sama seperti
masuk ke tempat wisata pada umumnya. Setelah melewati pagar dan masuk,
Anda otomatis akan diawasi oleh ratusan kamera cctv yang ada di area
tersebut. Jika Anda membawa tas, petugas keamanan akan meminta Anda
untuk menitipkan tas tersebut.
Keindahan tata taman dan
arsitektur bangunan kuno, otomatis akan membuat Anda tidak tahan untuk
memotret atau berpose di depannya. Anda bebas mengambil gambar selama
Anda berada di luar ruangan. Namun ketika Anda masuk ke dalam Istana
maka petugas keamanan akan melarang Anda memotret.
"Alasan
utamanya adalah keamanan, tidak ada yang lain. Aturan tersebut sudah
ada sejak bangunan ini menjadi tempat peristirahatan Presiden," kata
Ade.
Sungguh sayang memang tidak bisa mengabadikan isi dari
Istana. Karena ketika Anda masuk pertama kali di dalam Anda akan
menemukan dua buah lampu kristal produksi tahun 1900 dari negara
Cekoslowakia yang melengkapi keindahan permadani dari Turki.
Bagaikan
sebuah museum lukisan, di setiap dinding Istana pasti bergantung
sebuah lukisan karya pelukis terkenal seperti Affandi dan Soejono D S.
Bahkan Soejono DS pernah menghadiahkan lukisan sebagai hadiah ulang
tahun ke-57 Presiden Soekarno. Soekarno memberikan nama lukisan
tersebut "Jalanan Seribu Pandang".
"Lukisan ini memiliki
keistimewaan, karena dari arah jalan akan berubah setiap pengunjung
mengubah titik posisi dia melihat lukisan tersebut. Total ada 310
lukisan di Istana Presiden Cipanas, di mana 240 di antaranya adalah
koleksi pribadi dari Presiden Soekarno," kata Ade.
Selain
bangunan induk, Anda juga akan menemukan 5 paviliun di sekitar istana.
Presiden Soekarno kemudian menamakan setiap paviliun dengan nama
Pandawa Lima yaitu Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula, dan Sadewa.
Selain
itu pula ada tempat pemandian air panas dan museum yang menyimpan
koleksi barang pemberian tamu negara, sayang aturan dilarang memotret
juga berlaku di setiap bangunan. "Selain bangunan induk dan paviliun,
ada satu bangunan lagi yang menjadi tempat Presiden Soekarno dulunya
mencari inspirasi, seperti pada saat ingin membuat pidato, yakni di
gedung Bentol," kata Ade.
Bangunan tersebut tidak terlalu
besar, ada satu meja yang diletakkan di pinggir jendela langsung
menghadap ke arah kaki gunung. Sebuah lemari meja bundar dan tempat
tidur juga tertata rapi di tempat ini. Tertarik untuk mengunjungi
Istana Presiden Cipanas? Jangan lupa untuk mengirimkan surat izin
seminggu sebelum kunjungan.