Minggu, 29/01/2012 17:28 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
"Saya juga sering mendapatkan teror melalui telepon. Makanya handphone saya berdering tidak ada hentinya setiap hari," kata Efrizal melalui sambungan telepon, Minggu (22/1/2012).
Efrizal mengatakan, si penelepon gelap itu tidak menyebutkan nama. Bahkan sering kali, si penelepon gelap menghubungi ponselnya tanpa nomor.
"Nomornya ada yang tidak diketahui atau private number gitu," ujar Efrizal.
Menurut Efrizal, si peneror itu mencibirnya atas tindakannya membela Afriyani. "Ada yang bilang 'ngapain ngebelain orang yang bersalah begitu'," ujar Efrizal.
Tidak jarang, Efrizal juga mendapat telepon dari orang tidak dikenal untuk memintanya berhenti membela Afriyani. "Saya disuruh mundur menjadi pengacara Afriyani," ungkap dia.
Namun, ada juga penelepon yang mendukung Efrizal untuk tidak mundur dalam membela Afriyani. "Penelepon itu mengatakan, maju saja terus, tapi jangan membela kesalahannya, bela sesuai hukum saja," imbuh dia.
Menyikapi telepon gelap itu, Efrizal menanggapinya dengan santai. Ia menganggap hal itu wajar-wajar saja.
"Wajar ya ada yang pro dan kontra, ada juga yang hanya kirimkan doa," tukas Efrizal.
Ia mengatakan, dirinya mendapatkan ancaman dan teror itu sejak Senin (23/1) lalu. Efrizal ditunjuk langsung oleh keluarga Afriyani untuk mendampingi wanita bertubuh tambun itu.
"Keluarga Afriyani menghubungi saya langsung dan meminta saya menjadi pengacaranya sejak kejadian itu," kata dia.