SELAMAT DANTANG DI AJANG SILATHURAHMI

bisnis center

Sabtu, 21 Januari 2012

Tradisi Bertukar jeruk pada hari Imlek

,


Menurut orang Tionghoa jeruk mempunyai arti gan ju atau gan jie. Ju dari gan ju dapat disamakan dengan ji (baik, bagus) dalam frase ji li (peruntungan baik).

Chinese di kawasan Tiongkok Selatan dan Asia Tenggara mempunyai tradisi membawa dua sampai empat jeruk mandarin ketika mereka mengunjungi kerabat dan relasi di hari Imlek. Jeruk dalam dialek Hokkian disebut sebagai kam , kiet.  Dalam dialek Cantonese , jeruk mandarin terdengar seperti emas , sehingga memberikan jeruk mandarin dianggap membawa keberuntungan bagi tuan rumah. Sebagai timbal balik , tuan rumah juga memberikan jeruk kepada tamunya.

Masalah jeruk ini sebenarnya tidak terlalu ruwet. Simbolitas di dalam kebudayaan Tionghoa itu sangat banyak jenisnya, salah satunya adalah persamaan lafal. Lafal yang sama, walaupun tidak dari karakter yang sama dapat dijadikan sebagai perlambang ini dan itu.

Lagipula, hasil panen jeruk biasanya mencapai puncaknya pada musim dingin di belahan bumi utara (November - Januari). Ini menyebabkan jeruk dipandang sebagai sebuah ikon yang harus ada menyertai perayaan tahun baru Imlek.

Ditambah dengan kenyataan bahwa jeruk telah dipandang sebagai buah berharga yang dapat dijadikan upeti persembahan kepada kaisar sejak lama, mulai dari Dinasti Jin (abad 4 Masehi). Tukar menukar dapat diartikan sebagai perimbangan balik, bukan cuma tahu menerima saja.

Dengan saling memberi (menukar), setiap orang akan mendapat ucapan dan pemberian peruntungan dari orang lain. Ini tergantung adat setempat, karena di banyak daerah, tidak ada tradisi tukar menukar. Biasanya hanya tamu yang berkunjung membawakan jeruk dan hadiah lainnya untuk tuan rumah. Sebagai balasannya tentu saja tuan rumah akan menjamu sang tamu.

0 comments to “Tradisi Bertukar jeruk pada hari Imlek”

Followers

 

ajang-silaturahmi | Template design by dedycom | Powered by dedyriz@gmail.com